Digital Cinema - Perkembangan Digital Cinema

11:00 PM

http://www.alians-productions.com/wp-content/uploads/2013/02/james-cameron-avatar-600x400.jpg
Digital Cinema

Intro

Selamat malam, how was your day? Great? Kali ini saya akan mengupas materi yang (agak) berhubungan dengan jurusan pilihan saya, yaitu tentang Digital Cinema. Yuk perhatikan.


Seringkah kamu menonton kartun? Atau film animasi seperti UP, Inside Out, ataupun Frozen? Atau pun film-film yang berefek mengagumkan seperti Avatar yang dirilis pada tahun 2009 lalu? Nah, semua itu adalah hasil karya menakjubkan dari Digital Cinema.

Apa sih Digital Cinema itu? Kok keren ya hasilnya? Cara buatnya gimana? Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini sering kalian lontarkan saat menikmati hasil karyanya. Disini, akan sedikit dikupas bagaimana perkembangan Digital Cinema, software apa yang dipakai, dan apa nama teknologinya. Biar kalian bisa makin menikmati dan menghargai film yang kamu tonton saat semua seluk-beluknya kalian ketahui. Yuk mulai dari sejarah ataupun perkembangannya. 

Digital cinema  merujuk pada penggunaan teknologi digital untuk mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak. Sebuah film dapat didistribusikan lewat perangkat keras, piringan optik atau satelit serta ditayangkan menggunakan proyektor digital alih-alih proyektor film konvensional. Digital Cinema berbeda dari HDTV atau televisi high definition. Digital Cinema tidak bergantung pada penggunaan televisi atau standar HDTV, aspek rasio atau peringkat bingkai. Proyektor digital yang memiliki resolusi 2K mulai disebarkan pada tahun 2005, dan sejak tahun 2006 jangkauannya telah diakselerasi. 

Digital Cinema hanya berbeda dengan sinema konvensional dalam hal visualisasi dan suara. Visualisasi Digital Cinema sudah sangat jernih seperti anda melihat gambar bergerak di televisi, sementara sinema konvensional yang menggunakan media pita seluloid, memiliki struktur visualisasi berupa titik-titik. Untuk kualitas suara, Digital Cinema menggunakan sistem suara surround (biasanya Dolby Surround) dan kualitas suara sudah ditingkatkan. Sementara sinema konvensional, sudah menggunakan sistem suara surround, tetapi kualitas suara yang dihasilkan jauh berbeda dengan Digital Cinema. 

Sejarah

Pemutaran media digital hi-resolusi 2K file setidaknya memiliki sejarah 20 tahun dengan unit penyimpanan data video awal (penggerebekan) menggodok sistem frame buffer custom dengan memory besar. Konten biasanya dibatasi hingga beberapa menit material. Transfer konten antara remote locations lambat dan memiliki kapasitas terbatas. Proyek-proyek feature-length bisa dikirim melalui 'kawat' (Internet atau link fiber dedicated) tidak sampai akhir 1990-an.

Pada tanggal 23 Oktober 1998, digital light processing (DLP) teknologi proyektor ditunjukkan publik untuk pertama kalinya dengan merilis The Last Broadcast, film pertama feature-length, di-shot, diedit dan didistribusikan secara digital.

Pada tanggal 18 Juni 1999, DLP Cinema teknologi proyektor Texas Instrument ditunjukkan publik pada empat layar di Amerika Utara (Los Angeles dan New York) untuk rilis Lucasfilm Star Wars: Episode I:. The Phantom Menace. Bioskop dengan proyektor digital yang memproyeksikan cuplikan langsung dari komputer Pixar Animation. Pada tanggal 19 Januari 2000, Society of Motion Picture dan Television Engineers, di Amerika Utara, yang diprakarsai kelompok standar pertama yang di dedikasikan untuk mengembangkan Digital Cinema. 

Perkembangan pada tahun selanjutnya adalah sangat pesat. Semua theater di dunia berbondong-bondong menyuplai layar digital dan proyektor untuk di pasang di masing-masing theater. Ini mencerminkan bahwa teknologi ini diterima dengan sangat baik di khalayak luas.

Sampai 31 Maret 2015, 38719 layar (dari total 39.789 layar) di Amerika Serikat telah dikonversi ke digital (15.643 dari yang 3D mampu), 3007 layar di Kanada telah dikonversi (1.382 di antaranya adalah 3D), dan 93.147 layar internasional telah dikonversi (59.350 di antaranya adalah 3D). Jumlah yang beratus-ratus kali lipat dibandingkan dengan jumlah awal saat dikenalkan pertama kali. Dapat dilihat, respon dan keinginan masyarakat sangat kuat akan Digital Cinema sampai detik ini.

Sudah kalian pahami kan sejarahnya? Makin penasarankah kalian dengan teknologi ini? Eits, materi tentang Digital Cinema akan dikulik lebih lanjut di post selanjutnya. Dengan pembahasan software dan teknologinya, akan membuat kalian semakin kepo di industri ini. 

Stay tuned ya! 



(Hampir) semua dasar tulisan ini bersumber dari Wikipedia dan blog ini. Oiya, gambar ini di copy dari sini.

gunadarma.ac.id || studentsite.gunadarma.ac.id

You Might Also Like

0 comments